10.16.2011

18 Trinitatis

BAPA YANG PENUH KASIH
Luk.15:11-24


Saudara-saudara, dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita!

Tidak salah apabila dikatakan, pasal ini adalah salah satu dari sekian ceritera yang paling menarik dan mengesankan di dalam Alkitab. Sama seperti Alkitab berbahasa Indonesia, hampir semua terjemahan menyaksikan ceritera ini di bawah judul: Perumpamaan tentang Anak yang Hilang. Dalam Bibel bahasa Batak Toba disebut: Umpama taringot tu Anak na Mago. Ada terjemahan yang membuat judul: Anak Boros. Semuanya itu kurang tepat. Tidak satupun di antara kedua anak bapa yang dibicarakan dalam pasal ini yang pantas dijadikan tokoh atau panutan. Kedua anak itu sama-sama hilang; yang sulung hilang di dalam, yang bungsu hilang di luar. Yang pantas dijadikan tokoh hanyalah si Bapa yang mengasihi kedua anaknya. Sebab itu, dalam rangka khotbah ini, kita ingin membicarakan perumpamaan ini di bawah judul: Bapa yang Penuh Kasih. Bapa itu merupakan gambaran bagi Allah, Bapa yang penuh kasih dan rahmat bagi segenap manusia, termasuk kita. Bagaimanakah Tuhan mengasihi kita, dan bagaimanakah kita menanggapi kasihNya itu? Hal itulah antara lain yang ingin kita bicarakan dalam khotbah ini.

Saudara-saudara!

Sebagaimana kita dengarkan tadi, pasal ini berbicara tentang seorang bapa beranak dua. Kemudian dari itu, si Anak Bungsu datang meminta bagian dari harta ayahnya yang menjadi haknya. Lalu ayahnyapun membagi-bagikan harta kekayaannya di antara kedua anaknya. Tidak dijelaskan apa yang mendorong si Anak Bungsu meminta bagiannya pada waktu itu. Sama seperti itu, pertimbangan apa yang mendorong si Bapa meluluskan permohonannya itu, juga tidak dijelaskan. Memang, dalam hukum pewarisan di Israel, hal itu lumrah: Warisan boleh dibagi ketika orangtua masih hidup. Demikianlah di sini, sesuai dengan permohonannya, si Anak Bungsu diberi sepertiga dari jumah hartanya yang bergerak. Begitu aturannya di Israel, jika seorangtua beranak dua, warisannya dibagi tiga; dua bagi yang sulung, satu bagi yang bungsu; jika anaknya tiga, hartanya dibagi empat, dua tetap bagi yang sulung dan yang lain masing-masing satu. Demikian seterusnya.

Saudara-saudara!

Setelah itu, si Anak Bungsu menjual semua bagiannya lalu pergi ke negeri yang jauh. Dapat dipastikan, ia pergi ke luar negeri Israel, ke negeri orang kafir. Hal itu jelas dari ay.15. Di situ dibicarakan peternakan babi. Bagi orang Israel, babi adalah binatang haram yang tidak boleh dimakan dan dijadikan korban kepada Tuhan. Sebab itu dapat dipastikan, di seluruh tanah Israel tidak ada peternakan babi. Di situ, di negeri kafir itu iapun menghambur-hamburkan uangnya bersama-sama perempuan-perempuan jahat, sehingga ia jatuh miskin dan melarat, lalu seperti sudah disinggung di muka, ia harus bekerja di peternakan babi. Ketika itulah ia sadar dan ingin kembali kepada bapanya. Tetapi, bukan lagi sebagai anak yang berhak atas rumah dan harta bapanya, melainkan sebagai seorang upahan. Di kalangan Israel, seorang upahan dianggap lebih rendah dari seorang budak atau hamba. Budak masih dianggap sebagai bagian dari rumah tangga, orang upahan tidak. Begitupun, bagi dia tidak lagi merupakan masalah; asal ia diterima dan dapat makan, cukuplah. Namun di luar dugaannya, bapanya menerimanya kembali. Selaku anak, bukan hamba atau orang upahan. Bapanya bukan tidak tahu akan kejahatannya, bukan tidak sadar akan banyaknya harta yang ia habiskan. Namun kasih dan sayangnya kepada anaknya jauh melampaui semua itu. Masih sejak anaknya pergi, ia sudah berharap dan ternanti-nanti akan kepulangannya, dan saat harapannya itu terwujud, ia menyongsong dan memeluk serta menciumnya. Iapun diberi jubah sebagai perlambang kehormatan, cincin dipasangkan ke jarinya sebagai perlambang hak dan kekuasaan, dan sepatu dipasangkan ke kakinya sebagai perlambang keanakan, lalu disambut dengan sebuah pesta kesukaan.

Sidang jemaat Kritus yang dikasihi Allah!

Sebagai perumpamaan, bagian-bagian tertentu dari pasal ini mempunyai pengenaannya masing-masing. Telah dikatakan di muka, bapa yang penuh kasih itu adalah gambaran bagi Allah, Bapa yang sungguh mengasihi segenap manusia. Selanjutnya, sekarang kita katakan, anak bungsu itu adalah perlambang bagi orang-orang tersingkir atau termarjinalkan, seperti:

1. Orang-orang berdosa. Sebutan ini digunakan oleh kaum Farisi dan Ahli Taurat bagi orang banyak, seperti orang miskin, buta, lumpuh, pincang, kusta, lapar, sengsara, perempuan jahat, yang terpenjara, yang bebannya berat, atau rakyat jembel. Mereka disebut awam, artinya bodoh. Disebut bodoh, karena mereka tidak paham akan hukum; dan karena tidak paham, sering mengabaikan atau melanggarnya. Dalam hubungan itulah mereka dinamai ‘orang-orang berdosa,’ karena sesungguhnya dosa itu adalah pelanggaran; pelanggaran terhadap hukum Tuhan.

2. Pemungut cukai. Oleh kaum Farisi dan Ahli Taruat, pemungut cukai dianggap penghianat. Penghianat bangsa, karena mereka bekerjasama dengan penjajah atau musuh nasional Yahudi, yaitu bangsa Romawi. Bukan itu saja, mereka dianggap juga penghianat terhadap kedaulatan Allah. Sebagaimana kita tahu, pandangan bangsa Israel tentang pemerintahan adalah teokratis. Tuhanlah Raja Israel. Konsekuensinya, penghianat bangsa adalah sekaligus penghianat terhadap Allah, anti Tuhan.

3. Orang kafir. Orang Yahudi umumnya, kaum Farisi dan Ahli Taurat khususnya sangat benci bahkan jijik terhadap orang yang bukan Yahudi. Karena bencinya, orang Yahudi kadang-kadang menyebut orang kafir ‘anjing’ atau ‘anak setan.’ Seorang Yahudi tidak boleh masuk ke rumah orang kafir, tidak boleh meminta sesuatu dari mereka, dan tidak boleh menjalin hubungan kekeluargaan dengan yang bukan Yahudi.

Namun ajaib dan mengherankan sekali, justru dari kalangan yang tersingkir dan termarjinalkan inilah yang lebih banyak disambut dan diterima Allah di dalam AnakNya, Yesus Kristus. Dia tahu betul mereka itu orang berdosa, tahu betul betapa banyaknya harta yang mereka hamburkan untuk hal-hal yang tidak pantas dan tidak berkenan kepadaNya, untuk berfoya-foya melampiaskan hawa nafsunya, dan sebahagian untuk memuja setan. Namun sekali lagi, luar biasa ajaibnya, kasih Allah melampaui semuanya itu. Dalam kasihNya yang tiada terhingga, ia manyambut dan menerima orang-orang berdosa. Yesus mau masuk ke rumah pemungut cukai, dan makan bersama dengan mereka. Ia mengutus murid-muridNya menjadikan semua bangsa muridNya, serta membaptiskannya di dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Semuanya diangkat menjadi anak-anak Allah, dijadikan pewaris di dalam kerajaanNya.

Saudara-saudara!

Itulah Berita Kesukaan khotbah Minggu ini bagi kita: Allah yang Mahakasih dan penuh dengan karunia itu menerima kita, menghapus dosa-dosa kita, mengampuni kita, menyambut dan mengembalikan kita ke dalam persekutuanNya, serta mangaruniai kita dengan hak keanakan. Hal itu sudah Ia kerjakan bagi kita di dalam dan melalui Pekabaran Injil yang dimulai pada 7 Oktober 1861 sebagaimana kita ingat dan kita rayakan pada Jubileum 150 Tahun HKBP yang puncaknya pada bulan ini. Sebelum kedatangan Injil, seperti anak yang hilang, bangsa kita berada di dalam kegelapan. Mereka terasing dan terisolasi secara ketat, hidup miskin dan serba kekurangan, dalam kebodohan dan keterbelakangan. Peperangan antar kampung sering terjadi; demikian juga penculikan demi perlindungan dan keselamatan kampung melalui suatu lembaga magis yang disebut pangulubalang. Perbudakan juga marak, sebagian di antaranya diperjualbelikan sebagai barang dagangan. Tetapi dengan datangnya Injil, secara lambat laun namun pasti, semuanya berubah. Tanah dan bangsa Batak menjadi terang. Bukan hanya di bidang rohani, melainkan juga di bidang jasmani, sebab para pemberita Injil bukan memberitakan Injil saja, melainkan juga memperkenalkan unsur-unsur kebudayaan barat yang maju kepada bangsa kita, seperti sistem pendidikan, kesehatan, perekonomian, dan lain sebagainya. Orang-orang Batakpun diterima menjadi anak-anak Allah, menjadi pewaris di dalam kerajaanNya. Semuanya itu Tuhan lanjutkan hingga sekarang, hingga kita yang hidup kini dan di sini. Lalu sekarang, bagaimanakah kita menanggapi semua itu?

Saudara-saudara!

Ayat 19 firman Tuhan atau Epistel minggu ini yang sudah kita bacakan besama-sama tadi mengatakan, “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.” Bibel Toba lebih tegas mangatakan, “Marroha holong ma hita, ala Ibana jumolo manghaholongi hita!” Ya, karena Allah sudah mengasihi kita, kita juga harus mengasihiNya di dalam dan melalui kasih balasan yang berkenan kepadaNya. Bagaimanakah itu kita lakukan? Ayat-ayat berikutnya berkata, “Jikalau seorang berkata, ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin ia mengasihi Allah yang tidak dilihatnya. Dan perintah yang kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus mengasihi saudaranya.” Dari itu jelas, kita mengasihi Allah di dalam dan melalui pengasihan terhadap sesama manusia. Hal inilah yang perlu kita pergumulkan, bagaimanakah kita sebagai jemaat maupun pribadi mengasihi saudara-saudara kita yang miskin di Jakarta ini maupun di tempat-tempat lainnya, di bona pasogit misalnya? Sehubungan dengan itu saya ingin menghadirkan kembali apa yang pernah saya suarakan dari mimbar ini pada tahun yang lalu. Mengambil teladan dari para pekabar Injil yang bekerja di tanah Batak dahulu, apakah yang kita lakukan untuk memajukan bona pasogit? Perlu kita sadari, kualitas pendidikan di Tapanuli termasuk terendah di Indonnesia. Kendati ada universitasnya, Unita di Silangit misalnya, kualitasnya belum bisa diandalkan. Sebab itu, untuk mengambil D3 hingga S1 saja, orang harus keluar dari Tapanuli. Hal itu berarti dana harus keluar dari Tapanuli pukul rata sejuta seorang perbulan. Berarti, hingga S1 yang rata-rata 4-5 tahun, dana yang dibutuhkan sekitar 48-60 juta seorang. Setelah menjadi sarjana, berapa orangkah yang mau kembali dan berbakti untuk Tapanuli? Jangankan kembali, berpikir dan berbuat untuk Tapanulipun barangkali dapat dihitung dengan jari. Paling sial lagi, kita hanya mengirimkan mayat ke bona pasogit. Nahum Situmorang betul-betul jeli melihat perilaku halak hita di parserahan sehingga di dalam lagunya ia berkata, “Molo marujung ma muse ngolungku sarihon ma, anggo bangkengku disi tanomonmu, disi udeanhu sarihon ma.” Dia memang tidak mengatakan, “Anggo ngolungku di parserahan ma, ” namun faktanya adalah begitu, sebagian terbesar halak hita, hidupnya untuk Jakarta, untuk Bandung, untuk Surabaya, dan lain sebagainya, alai anggo bangkena tu Samosir ma, tu Toba, tu Humbang, tu Silindung. Semua itu, keingingan halak hita yang terkenal tinggi dalam mencapai ilmu dan pengetahuan, dan kebiasaan mengirim mayat ke bona pasogit punya andil besar dalam proses pemiskinan Tapanuli. Sebagai orang-orang yang telah diterima menjadi anak-anak Allah, mari berubah, mari berpikir dan berbuat untuk bona pasogit. Mungkinkah itu dapat kita harapkan sebgai buah dari Jubileum 150 Tahun HKBP? Amin.

Read More..

10.08.2011

17 Trinitatis

SERMON JAMITA MINGGU 17 TRINITATIS, 16 OKTOBER 2011
Kol.2:6-7


Patujolo

Kolosse, sada huta na metmet do di Asia Minor, 180 KM di purba ni Epesus, di dalan tu Antiokia. Pahombarhombar do i dohot Laodikea, 18 KM di pastima dohot Hierapolis di manabia, 5 KM di utara ni Laodikea. Luat ni parbegu do i, alai torop do tong disi Jahudi. Taon 61 M, sega do huta i ala ni lalo. Songon i do dohot Laodikea. Di taon i dope, dipauli halak do muse Laodikea. Kolosse, ndang; dipasombu nama songon i. Dung i, ndang hea be martaringot huta i di angka literatur na imbaru.

Ndang binoto manang na ise na parjolo mamboan jala na mamaritahon Barita na Uli tu huta i. Si Paulus, ndang; mangebati pe ndang hea. Disura roha ni na deba, si Epapras do na mamungka huria Kolosse i (pat.1:7; 4:12-13). Ise si Epapras jala boha parsahatna tu haporseaon, ndang torang. Na deba muse mamingkir, parbue ni sending ni huria Epesus do huria i. Ala si Paulus do na mamboan Barita na Uli tu Epesus, gabe boi ma dohonon na parbue tidak langsung ni pangulaon ni apostel i do huria i. Godang do hadosan ni surat Epesus tu Kolosse on. Sian i bolas do suraon ni roha, na pajonokjonok do perkembangan kesejarahan ni na dua huria i. Laos songon i do ra nang tu Laodikea dohot Hierapolis (pat.4:13).

Sarupa tu Pilippi dohot Pilemon, ditongos do surat on sian hurungan (pat.4:3, 10, 18). Mangihuthon Ulaon ni Apostel, opat hali do si Paulus tarhurung, i ma di huta Pilippi, Jerusalem, Kesarea, dohot di huta Rom. Alai sada pe sian i ndang adong na pas songon panongosan ni surat on. Antong sian dia? Torop do na mamingkir, ndang holan opat hali si Paulus tarhurung, lobi do, alai ndang sude dipaboa di buku Ulaon ni Apostel. Ndang so mungkin na hea do ibana tarhurung di Epesus. Molo sintong i, i do na lebih mungkin panongosan ni surat on. Ra, ala ni perkembangan kesejarahan ni huria Kolosse na jonok tu Epesus dohot tu si Paulus, ro do si Epapras manopot Apostel i tu hurungan. Sian ibana ma dibege si Paulus taringot tu huria i (pat.1:8); taringot tu haporseaon, haholongon (1:4) dohot parungkilonnasida. (Manang ala na sisean ni si Paulus do ibana tagamon?) Umbege i, disurathon si Paulus ma surat on jala ditongoshon marhite si Tikikus (4:7). Boasa ndang marhite si Epapras? Na so mulak be ibana tu Kolosse? Manang na pekabar Injil keliling do si Epapra i ulaning? Sude i ndang torang. Anggo na torang, rap dope ibana dohot si Paulus di tingki na disurat jala ditongoshon surat on (4:12).

Mardomu tu na binegena sian si Epapras i, disurathon jala ditongoshon ma surat on laho patuduhon balga dohot mauliate ni rohana siala hamonangan ni Barita na Uli di Kolosse. Dung i, diapoi ma huria i asa marsihohot di panandaon di hahomion ni Debata. Angkup ni i, dialo do poda haliluon na manosak huria i. Ndang adong informasi na tangkas taringot tu poda haliluon i. Alai sian counter na pinatujolo ni si Paulus di suratna on, bolas do dohonon na sinkritisme ni hasipelebeguon do i tu hajahudion dohot hakristenon. Sian hasipelebeguon dijangkon do poda taringot tu pertarakan manang askese, taringot tu parsombaon tu daya-daya alam manang kosmik dohot surusuruan; sian hajahudion dibuat poda taringot tu patikpatik ni sipanganon, taringot tu ari raya poltak ni bulan dohot Sabbat; dung i, diompaphon ma i tu hakristenon. Maradophon i diondolhon si Paulus do paboa, Kristus do suman ni Debata na so tarida; marhite Ibana do tartompa nasa na adong (1:16-17). Hombar tusi, Ibana do na manghuasoi saluhut; Ibana do na ringkot haporseaan dohot jangkonon.

Sarupa tu godangan surat ni si Paulus, tarbagi dua bagian do suratna on, i ma pangajaran (dogmatis) dohot sipaingot (parenetis). Dung tabe dohot pamungkaan (1:1-11), dipasahat ma bagian pangajaran (1:12-2:23), mangihut muse sipaingot (3:1-4:6), dung i tabe dohot panimpuli (4:7-18). Sian i torang, turpukta ari on masuk tu bagian pangajaran do. Disi (sahat tu ay.8) dipajojor do rumusan ni gagasan ni Apostel Paulus na gabe ojahan ni tanggapanna maradophon poda haliluon na manosak huria i.

Hatorangan

“On pe songon panjangkonmuna di Kristus Jesus Tuhan i, songon i ma hamu marparange di bagasan Ibana.” Di jolo nunga nidok, sian si Epapras dibege si Paulus do naung porsea halak Kolosse di Kristus i, jala marsihohot do nasida di bagasan haporseaon i. Taringot tusi didok do, “Ai hubege hami do barita ni haporseaonmuna di Kristus Jesus.” (1:4a). “Ai padaodao pe isara di pardagingon, naung rap dohot hamu do ahu di partondion, marlas ni roha mamereng turena di hamu, ro di hot ni haporseaonmuna di Kristus.” (2:5). Na laos marlapatan do i, nunga dijangkon halak Kolosse Kristus Jesus Tuhan i. “Songon panjangkonmuna [(Gr. parelabate (sian paralambano=I receive, saya terima)] di Kristus Jesus Tuhan i,” ninna si Paulus dison. (Tumangkas do i antusan di terjemahan Alkitab na mandok, “Kamu telah menerima Kristus Yesus Tuhan kita.”) Na masirainrainan do na dua i, na so tarsirang na sada sian na sada nari. Manang ise naung porsea di Kristus i, ndang boi so ingkon jangkononna Ibana, jala na so manjangkon Ibana ndang tutu i na porsea. Ala ni i, manang na di dia pe dibaritahon Barita na Uli i, sai diigil do asa ganup halak na manangihon mambuat haputusan taringot tu na dua i, na manghaporseai dohot na manjangkon Kristus i gabe Tuhan jala Rajana. Haporseaon dohot panjangkonon di Kristus i ndang na pasif i manang na statis, alai na aktif do jala na dinamis. Parjolo sahali na pataridahon diri do i di panindangion. Taringot tusi didok Apostel Paulus do, “Ai roha i do porsea, asa tu hatigoran; pamangan i do manghatindanghon, asa tu haluaon.” (Rom 10:10) Hombar tusi, angka na porsea na naeng tardidi, ingkon hatindanghononna do jolo Kristus naung hinaporseaan jala naung jinangkonna i. Parpangkat na sian Etiopia i rupani, dihatindanghon do, “Ahu porsea, Anak ni Debata do Jesus Kristus.” (Ul.8:37) Disura roha ni deba penafsir, angka panindangion sisongon i, isara, “Jesus Kristus do Tuhan,” (Pil.1:11); “Tuhan (do) Jesus i,” (Rom 10:9a) manang “Jesus, Tuhan,” (1 Kor.12:3b) na marpardomuan do i tu agenda manang liturgi pandidion. Alai ndang holan panindangion manang kesaksian, lobi sian i ingkon na dihadirhon jala diulahon dope haporseaon i di hangoluan siapari. Iman, pada hakikinya adalah praktis. Didok si Jakobus, “Aha ma gunana ale angka donganhu molo didok halak, di ibana do haporseaon alai ndang adong di ibana pangulaon? Haporseaon i pe songon i do: Anggo so adong pangulaonna, naung mate do hadirionna.” (Jak.2:14a, 17). Laos i do nang na niondolhon ni si Paulus di ujung ni ay.6 on na mandok, “Songon i ma hamu marparange di bagasan Ibana.” Marparange [Gr. peripeiteite (sian peripateoo= I walk, saya berjalan)] lapatanna, marpangalaho (conduct, bertingkah laku) manang mangolu (live). (Duansa i, na ‘marpangalaho’ dohot na ‘mangolu’ dipahami dalam artian etis). Angka naung porsea jala manjangkon Kristus Jesus Tuhan i ingkon marparange do di bagasan Ibana, marpangalaho manang mangolu di bagasan Kristus. ‘Di bagasan Kristus’ (Gr. en Christoo, in Christ, di dalam Kristus), sada konsep na mansai arga do i di Apostel Paulus. Jotjot do i tarjaha, 165 hali di sandok suratna. Dia do nidokna disi? Na marhahonaan do i tu pardomuan dohot parsaoran ni na porsea tu Kristus i. Ala ni ulaon haluaon na pinatupa ni Kristus Jesus i, gabe mian do na porsea i di ‘alam Kristus,’ i ma alam keselamatan na bersangkut paut tu Kristus Tuhan i; na mangolu jala marpangalaho na hombar tu lomo ni rohaNa, na mamora di pangantusion na gomos, jala na mananda di hahomion ni Debata (2:2). Jadi na marparange di bagasan Kristus mandok, mangolu di bagasan karakter manang cara hidup ni Kristus, isara ni na marpingkir di bagasan cara berpikir ni Kristus, bersikap jala bertindak hombar tu cara bersikap dohot cara bertindak ni Kristus, manghaholongi suman tu panghaholongion ni Kristus, dohot angka na asing.

“Gabe marurat jala pinauliuli ma hamu di bagasan Ibana, togu marhaporseaon hombar tu na niajarhon tu hamu, lumobi ma hamu marroha mauliate.” Pingkiran na taringot tu na marparange di bagasan Kristus i diuduti dope di ayat on. Mardomu tusi, ditaringoti ma opat aspek. Na parjolo, marurat [(Gr. errizoomenoi (sian rizooo=I root, I fix by the root, saya berakar), rooted, berakar]. Tudosan on dibuat sian dunia tumbuh-tumbuhan. Ingkon lam marurat do suansuanan tu tano asa denggan partubuna, lam togu, lam magodang jala marparbue. Songon i do na mian di bagasan Kristus, lam leleng lam domu jala lam saor tu Ibana. Taringot tusi, ndang pasif na porsea i, alai dohot do marupaya lam pasolhothon dirina tu Kristus Jesus i asa lam marurat di bagasan Ibana. Na paduahon, pinauliuli [(Gr. epoikodomoumenoi (sian oikodomeoo=I build, saya membangun), built up, dibangun]. Di Padan na Imbaru dipatudos do jotjot huria i tu bagas manang bangunan (1 Kor.3:10 duu; 2 Kor.6:16; 1 Ptr.2:5 duu). Ndang bagas na mate, na mangolu do, bagas partondion. Jesus Kristus do ojahanna, na porsea i do batu manang parhauna, jala angka parbarita na uli do pandena. Songon bagas partondion, na mangolu do batuna i. Ndang songon batu na mate i, sahali dipeakhon tu ojahanna, relatif disi nama i torus; anggo batu na mangolu i, ingkon na dipauliuli do torus marhitehite hata ni Debata na niulahon ni Tondi Porbadia asa lam domu jala saor tu Kristus, ojahanna i; lam marpangalaho jala mangolu di bagasan Ibana. Taringot tuson pe, parsidohot do na porsea i pauliulihon dirina asa lam hot jala ojak di ojahan i, i ma Kristus Tuhan i. Na patoluhon, togu marhaporseaon [(Gr. bebaioumenoi (sian bebaiooo=I confirm/ratify, saya menguatkan/mensahkan)] te pistei (sian pistos= faith, iman) lapatanna dipatogu torus di bagasan haporseaon. Ndang haporseaon tubutubu ni roha ni jolma, ingkon na hombar tu naung niajarhon tu nasida do, i ma haporseaon na ojak di Barita na Uli naung niajarhon ni si Paulus marhitehite si Epapras. Nangkin nunga nidok, hatiha i na tarmara do haporseaon ni halak Kolosse ala ni parpoda haliluon na mamodahon na lipe. Tubutubu ni roha ni jolma do i, na so marhaojahan di hasintongan. Sahali nari, ndang tusi, alai tu haporseaon di Jesus Kristus do nasida ingkon marsihohot. Ala ni i ma asa dipaingot Apostel Paulus huria i dison, didok, “Unang dihatahatai jolma hamu marhitehite malomalo ni panghuling!” (2:4). “Jaga ma hamu, so tung diago deba hamu marhitehite hata bisukbisuk dohot hata lesem na so marimpola, hombar tu tonatona ni jolma mangihuthon sisiasia ni hasiangan on, ndada mangihuthon Kristus.” (2:8) Lam marsihohot jala lam tu toguna do haporseaon i marhitehite hiras dohot ringgas ni roha ni na porsea i manangihon dohot mangguruhon hata ni Debata, ai sian na manangihon do ro haporseaon (Rom 10:17). Hata i do ulaula ni Tondi Porbadia patubuhon dohot patoguhon haporseaon i. Na parpudi, na paopathon, marroha mauliate. “Lumobi ma hamu marroha mauliate!” (Gr. perisseuontes en eucharistia) ninna. Perisseuontes [(sian perisseuoo=I abound/exceed, saya (buat) berlimpah-limpah/melebihi]; eucharistia, thankfulness, rasa syukur/ucapan syukur. Angka na porsea jala na marparange di bagasan Kristus i, ndang mansadi i mandok mauliate tu Debata; mandok mauliate di bagasan saluhut dohot siala saluhut (pat.1 Tes.5:18a).

Rancangan Homiletis

Ninna rohangku, ndang salpu dope sian parbinegeanta jala ndang lupa dope sian rohanta saringar ni parolopolopon na pinatupa ni hurianta marpardomuan tu Jubileum 150 Taon HKBP. Hira sapanjang taon on, dipatupa do ragam ni kegiatan di sandok HKBP, di huria marsadasada, di ressort, distrik, di regional dohot di hatopan, jala di bulan Oktober on ma anggo apala mata manang puncakna. Dia do langkatna, dia unokna; dia do hatana jala dia na nidokna umbahen marjubileum hita songon i? Marlas ni roha jala marolopolop do hita ala di 150 taon naung salpu, tangkasna di ari 7 Oktober 1861 i, nunga dipungka Debata pabinsarhon barita na uliNa di tongatonga ni bangso dohot tanonta. Balga do lapatan ni i di hita, ai marhite ungkap ma di bangsonta pintu tu hatiuron dohot hamajuon. Songon na taboto, sending do na parjolo patandahon tu bangsonta unsur-unsur kebudayaan barat na maju, isara ni sistem kesehatan dohot pendidikan. Di deba halak, holan angka i do na dibereng, jala i ma na mangonjar nasida padohot dirina marjubileum. Alai songon huria hita, ingkon lumobi jala umbagas sian i do panatapanta, jala taringot tusi ma na naeng pamanatonta sian jamita di hita ari on. Aha do tutu lapatan ni haroro ni Barita na Uli i di hita?

Kolosse, sada huta na metmet do i di Asia Kecil. Na sahat do Barita na Uli tu huta i, gabe jongjong ma huria ni Kristus disi. Ndang apala torang manang na ise do na parjolo mamaritahon Barita na Uli i disi. Alai manang na ise pe i, harararat ni Barita na Uli i do umpenting, ndada apala na mamaritahonsa. Ala ni i, dung dibege si Paulus i, las situtu do rohana, jala ditongos ma sada surat tusi, i ma pambuatan ni turpuk di hita ari on. Di suratna i, diondolhon apostel i do na mansai balga do lapatan ni hasasahat ni Barita na Uli i tu nasida, ai marhite i do nasida boi porsea di Kristus Jesus jala manjangkon Ibana gabe Tuhan jala Rajanasida. Apala i do na parjolo na naeng ondolhonon ni si Paulus di turpuk di hita ari on, di na nidokna, “Songon panjangkonmuna di Kristus Jesus Tuhan i.” Di terjemahan Indonesia, tumangkas do i dapot antusan; didok disi, “Kamu telah menerima Kristus Jesus, Tuhan kita.”

Laos i ma na parjolo na ringkot auhononta sian jamita on. Ala ni Barita na Uli naung sahat tu hita songon na taingot jala taolophon di Jubileum na salpu i, naung gabe angka na porsea do hita di Kristus i, angka naung manjangkon Ibana gabe Tuhan jala Rajanta. Ndang na mura na gabe porsea jala manjangkon Kristus Jesus Tuhan i, ndang sembarang halak boi ro tu joloNa jala mandok, “Tuhanhu jala Rajangku!” Jesus sandiri do mandok, “Ndang adong na tarbahen ro tu Ahu, ia so na tinogu ni Ama i na marsuru Ahu.” (Joh.6:44). Hombar tusi, Dr.Martin Luther di na mangalapati hata haporseaonta ponggol patoluhon i mandok, “Na diparhatutu rohangku do na so tarbahen ahu porsea di Jesus Kristus Tuhanhu, manang mandapothon Ibana ianggo tung sian roharohangku manang sian gogonghu sandiri, na dijou Tondi Porbadia i do ahu marhite sian Barita na Uli.” Olo, Barita na Uli na binoan ni angka parbarita na uli i do cara ni Debata manogu hita tu Kristus Jesus i, cara ni Tondi Porbadia manuanhon haporseaon tu roha dohot tondinta asa tarjangkon hita Ibana gabe Tuhan jala Rajanta. Asi ni rohaNa do i, jala halongangan do dalanNa patulushon i. Ndang na dijou ompunta parbarita na uli i uju i, jala ndang na tu tanonta hian hinarohonnasida, tu Kalimantan do. Alai ala ditulak parkalimantan nasida, ba gabe dipatongon Debata nasida tu bangsonta. Nunga 150 taon i dung masa. Sahat tu tingki on, tongtong do dipaian Debata barita na uliNa i di tongatonganta, gabe boi sude sundut tarmasuk hita angka na mangolu di tingki on dohot di inganan on porsea jala manjangkon Kristus Jesus i gabe Tuhan jala Rajanta. Gabe bangsoNa hita, angka halak na gionomgomanNa. Tung so marolopolop ma rohanta ala ni i?

Alai haporseaon dohot panjangkonon di Kristus i ndang na pasif i manang na statis, na aktif do jala na dinamis. Parjolo sahali na pataridahon diri do i di panindangion. Taringot tusi didok Apostel Paulus do, “Ai roha i do porsea, asa tu hatigoran; pamangan i do manghatindanghon, asa tu haluaon.” Hombar tusi, sian mulana dope, angka na porsea na naeng tardidi, ingkon hatindanghononna do jolo Kristus naung hinaporseaan jala naung jinangkonna i. Parpangkat na sian Etiopia i rupani, jolo dihatindanghon do haporseaonna, didok, “Ahu porsea, Anak ni Debata do Jesus Kristus,” i pe asa dididihon si Pilippus. Alai ndang holan panindangion, lobi sian i, ingkon na dihadirhon dope haporseaon i di hangoluan siapari. Didok si Jakobus, “Aha ma gunana ale angka donganhu molo didok halak, di ibana do haporseaon alai ndang adong di ibana pangulaon? Haporseaon i pe songon i do: Anggo so adong pangulaonna, naung mate do hadirionna.” Laos i do nang na niondolhon ni si Paulus di turpuk ari on di na nidokna di ujung ni ay.6, “Songon i ma hamu marparange di bagasan Ibana.” Na nidokna disi, angka naung porsea jala naung manjangkon Kristus Jesus Tuhan i ingkon marparange do di bagasan Ibana.

I ma muse na mansai ringkot auhonon jala hangoluhononta sian jamita on, songon angka naung porsea, ingkon marparange do hita di bagasan Kristus. ‘Di bagasan Kristus,’ sada konsep hasian do i di si Paulus, na tarjaha 165 hali di sandok suratna. Suman tusi, konsep hasian do i di torop halak di angka tingki na parpudi on. Ndang dos nian hatana, alai dos do anggo isi dohot lapatanna, ia ma ‘di bagasan goar ni Jesus;’ hata indonesiana, ‘dalam nama Yesus.’ Mansai mura jala mansai jotjot halak na tertentu mandok, “Dalam nama Yesus, kami usir segala setan; dalam nama Yesus, kami kuduskan gedung ini; dalam nama Yesus, kami sembuhkan penyakit saudara ini,” dohot na asing. Alai manang na aha lapatan ni dalam nama Yesus i, ganggu do roha manang na diboto, alai atik boha do holan songon sada formula yang enak untuk diucapkan. Di bagasan goar ni Jesus, sahali nari, dos do isi dohot lapatan ni i tu na nidok ni si Paulus di angka suratna, di bagasan Kristus. Laho mangantusi, denggan ma jolo tapamanat sian panurathonna. Di hata Gorik didok, en Christoo; hata Inggris, in Christ, hata Indonesia, dalam Kristus. Dos do panurat ni i dohot Kol.1:2 na mandok, “(Mandapothon angka na badia na) di Kolosse.” Di hata Gorik, en Kolossais, hata Inggris, in Colosse; hata Indonesia, di Kolosse (harfiah, dalam Kolosse). Sian i torang, frasa en christoo, sejajar do tu frasa en kolossais. Angka na mangolu di Kolosse, ingkon mangolu do hombar tu cara hidup ni Kolosse, marpingkir hombar tu cara berfikir ni Kolosse, bertindak hombar tu cara bertindak ni Kolosse, marpangalaho hombar tu pangalaho ni Kolosse, dohot na asing. Suang songon i ma hita angka naung porsea jala manjangkon Kristus i, ala ni ulaon haluaon na pinatupa ni Kristus Jesus i, dipaian do di ‘alam Kristus,’ i ma alam keselamatan na bersangkut paut tu Kristus Tuhan i; na mangolu jala marpangalaho na hombar tu lomo ni rohaNa, ingkon marparange do di bagasan Ibana, lapatanna marpangalaho di bagasan karakter ni Kristus, mangolu di bagasan cara hidup ni Kristus, marpingkir di bagasan cara berpikir ni Kristus, bersikap di bagasan cara bersikap ni Kristus, marlambok ni roha suman tu lambok ni roha ni Kristus, manghaholongi suman tu panghaholongi ni Kristus, dohot angka na asing. Ndang na mura i, mansai na maol do, jala taringot tusi mansai jotjot do hita tardapot songon parhahurangan. Ala ni i, tung na so jadi do hita mangarajumi naung singkop hasumanonta tu Kristus i. Hata ni endenta No.481:1 mandok, “Godang dope siguruhononmi, asa tudos ho dohot Tuhanmi.” Ala godang dope, ingkon sai datdatanta do na maniru parrohaon ni Kristus Jesus i; menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus di dalam hidup kita. Asa jumpang i, adong do opat na ingkon parrohahonon jala hangoluhononta.

Na parjolo, marurat di bagasan Kristus i. Na marpambuatan do on sian dunia tumbuh-tumbuhan. Ingkon lam marurat do suansuanan tu hatubuanna asa denggan partubuna, lam togu, lam magodang jala marparbue. Ingkon songon i do hita angka na mian jala mangolu di bagasan Kristus, lam leleng lam domu jala saor tu Ibana. Taringot tusi, ndang pasif manang holan na so hita jala hohom dung i Tuhan i sandiri ma na padomuhon hita tu Ibana, ndang; hita pe, ingkon dohot do marusaho pasaorhon dirinta tu Ibana asa lam marurat di bagasan Ibana.

Na paduahon, pinauliuli di bagasan Ibana. Na paduahon on marpambuatan do sian dunia bangunan. Di Padan na Imbaru dipatudos do jotjot huria i tu bagas manang bangunan. Ndang bagas na mate, na mangolu do, bagas partondion. Jesus Kristus do ojahanna, na porsea i do batu manang parhauna, jala angka parbarita na uli do pandena. Songon bagas partondion, na mangolu do batuna i. Ndang songon batu na mate i, sahali dipeakhon tu ojahanna, disi nama i torus; boha pameakhonna, peak manang jongjong, gistang manang unjur, songon i nama i tongtong. Anggo batu na mangolu i, ingkon na dipauliuli do torus asa hot. Molo ndang songon i, boi do i morot jala sirang sian bagas partondion i. Songon i ma hita angka naung mangolu di bagasan Kristus i, ingkon dipauliuli do marhitehite hata ni Debata na niulahon ni Tondi Porbadia asa lam domu jala saor tu Kristus, ojahanta i. Taringot tuson pe, ndang pasif hita, alai ingkon dohot do pauliulihon dirinta asa lam hot jala ojak di ojahan i, i ma Kristus Jesus Tuhan i.

Na patoluhon, togu marhaporseaon mandok, marsihohot di bagasan haporseaon. Ndang asal haporseaon, ingkon na sintong do. Di tingki ni surat on rupani, rarat do Kolosse sada poda na lipe na marrumang sinkritisme ni hasipelebeguon, hajahudion dohot hakristenon. Tubutubu ni roha ni jolma do i, ndang adong hasintongan di bagasanna. Ndang tu angka sisongon i paojahonta ngolunta, ingkon tu haporseaon na hombar tu pangajaran naung tajalo do, i ma na ojak di Barita na Uli naung sahat tu hita i. Na lam marsihohot jala lam tu toguna do haporseaonta i marhitehite hiras dohot ringgas ni rohanta manangihon dohot mangguruhon hata ni Debata, ai sian na manangihon do ro haporseaon. Hata i do ulaula ni Tondi Porbadia patubuhon dohot patoguhon haporseaon i. Mansai ringkot do i ingoton jala auhononta asa unang adong sian hita on na mangarimpu naung singkop haporseaonna gabe ndang ringkot be di ibana pangajaran dohot pangajari. Ringkot do antusanta, ndang adong hakristenon pribadi, hakristenon hatopan do. Na gabe Kristen jala porsea do ganup halak di bagasan pardomuan dohot hasadaonna tu huria na manghamham angka na porsea di sandok portibi on. Ala ni i, ia naeng togu jala marsihohot hita marhaporseaon, ingkon haringkothononta do na marsiajar.

Na paopathon, marroha mauliate. Angka na di bagasan Kristus Jesus i, manongtong do i mandok mauliate tu Debata. Suang songon i ma hita, naeng tongtong mandok mauliate tu Debata di bagasan saluhut dohot siala saluhut. Mandok mauliate lapatanna, mangokui manang marhatopothon jala manghatindanghon asi ni roha manang pasupasu naung tajalo sian Debata. Marhite na mandok mauliate, taokui do hametmeton dohot hapogosonta di adopan ni Tuhan i, na so tarbahen mangolu sian dirinta sandiri, nda holan sian asi ni roha dohot denggan ni basaNa.

Antong sahali nari, ala naung tahaporseai jala tajangkon Kristus Jesus Tuhan i, mian jala marparange ma hita di bagasan Ibana, marurat jala pinauliuli di bagasan Ibana, togu jala marsihohot di haporseaon huhut mandok mauliate di bagasan saluhut dohot siala saluhut. Amen.

jkt.09.10.2011/mvs

Read More..